Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang sudah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jawa sejak berabad-abad lalu. Seni ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga media pendidikan dan penyampaian nilai moral. Tak heran, UNESCO telah menetapkan wayang sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia pada tahun 2003.
Di Pulau Jawa, terdapat berbagai jenis wayang dengan ciri khas dan filosofi yang berbeda-beda. Berikut penjelasan macam-macam wayang di Jawa yang perlu kamu ketahui.
6 Jenis Wayang di Jawa
1. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah jenis wayang paling terkenal di Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta dan Surakarta. Terbuat dari kulit kerbau yang dipahat halus dan diberi warna, wayang ini dimainkan di balik kelir (layar putih) dengan cahaya lampu blencong.
Cerita dalam wayang kulit umumnya bersumber dari kisah Mahabharata dan Ramayana. Setiap tokoh memiliki simbol dan makna tertentu—misalnya tokoh Semar melambangkan kebijaksanaan dan kesederhanaan.
Wayang kulit juga menjadi media dakwah dan pendidikan moral, dengan pesan-pesan kehidupan yang diselipkan oleh dalang dalam setiap pertunjukan.

2. Wayang Golek
Berbeda dengan wayang kulit, wayang golek berbentuk tiga dimensi dan terbuat dari kayu. Wayang ini populer di wilayah Jawa Barat, khususnya di kalangan masyarakat Sunda.
Gerakan wayang golek lebih luwes karena bisa digerakkan langsung oleh tangan dalang. Ceritanya sering diambil dari kisah Carangan (cerita rakyat Sunda) dan juga epik Mahabharata serta Ramayana versi lokal.
Wayang golek dikenal dengan karakter lucu seperti Cepot, Dawala, dan Garéng, yang menjadi simbol rakyat kecil yang jujur dan apa adanya.

3. Wayang Orang
Wayang orang atau wayang wong adalah pertunjukan yang dimainkan oleh manusia yang berperan sebagai tokoh-tokoh wayang. Jenis wayang ini berkembang di lingkungan Keraton Yogyakarta dan Surakarta sejak masa pemerintahan Sultan Agung Mataram.
Pertunjukan wayang orang biasanya diiringi gamelan, dengan tata busana dan rias wajah yang menggambarkan karakter masing-masing tokoh. Ceritanya pun sama, banyak mengambil dari kisah Mahabharata dan Ramayana.
Wayang orang menjadi bentuk penyajian wayang yang lebih hidup karena melibatkan ekspresi wajah, tarian, serta dialog langsung.

4. Wayang Klitik
Wayang klitik adalah jenis wayang kayu pipih yang bentuknya mirip wayang kulit, tetapi tanpa kelir. Jenis ini berkembang di daerah Blora, Bojonegoro, dan Tuban.
Ceritanya biasanya diambil dari legenda Panji dan kisah kerajaan-kerajaan Jawa seperti Jenggala dan Kediri. Wayang klitik sering digunakan untuk mengajarkan nilai kesetiaan, keberanian, dan kebijaksanaan.

5. Wayang Beber
Wayang beber adalah salah satu bentuk wayang paling tua di Jawa. Berbeda dengan jenis lainnya, wayang beber tidak menggunakan boneka, melainkan gulungan kain atau kertas yang berisi lukisan adegan cerita.
Dalang akan membuka gulungan tersebut sedikit demi sedikit sambil menceritakan kisahnya. Wayang beber berkembang di daerah Pacitan dan Wonosari, dan menceritakan kisah Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji.

6. Wayang Krucil
Wayang krucil atau wayang menak terbuat dari kayu dan memiliki bentuk kecil. Ceritanya diambil dari kisah Amir Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW, sehingga wayang ini sering digunakan sebagai media dakwah Islam.
Wayang krucil banyak ditemukan di daerah Jawa Timur, seperti Kediri dan Ponorogo.

Toko Batik dan Oleh-oleh Khas Jogja

Anda dapat menemukan beragam keris di toko batik dan oleh-oleh terbesar dan terlengkap di Jogja yaitu Hamzah Batik. Berlokasi di Malioboro depan pasar Beringharjo, Hamzah Batik menyediakan beragam oleh-oleh Jogja seperti batik, camilan, kerajinan, dan cinderamata khas Jogja.
Kunjungi toko Hamzah Batik di Malioboro depan pasar Bringharjo, atau pesan melalui WhatsApp di 08112544239 atau 08112544245. Untuk bantuan atau saran selama berbelanja, hubungi Customer Service di WA 081128293456 atau melalui email cs@home.hamzahbatik.co.id.





